Sesuatu dikatakan teori, jika dapat diterapkan dalam situasi / lingkungan tertentu. Dan situasi dimana teori dapat diterapkan disebut asumsi. Ada enam asumsi untuk dapat memahami kajian komunikasi antarbudaya, yaitu:
1. Perbedaan persepsi antara komunikator dan komunikan. Komunikasi antarbudaya dapat berjalan baik, jika dua belah pihak mengakui dan menerima perbedaan budaya yang terjadi.
2. Komunikasi mengandung isi dan relasi. Setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat berbeda penafsiran karena kedekatan atau jabatan.
3. Gaya personal mempengaruhi komunikasi antarpribadi.
4. Tujuan komunikasi antarbudaya: mengurangi tingkat ketidakpastian/ kebingungan dalam memulai komunikasi dengan orang lain.
5. Komunikasi berpusat pada kebudayaan. Menurut Edward T Hall, dalam kebudayaan ada sistem dan dinamika yang mengatur tata cara pertukaran simbol komunikasi. Dan hanya dengan komunikasi, pertukaran simbol dapat dilakukan.
6. Tujuan komunikasi antarbudaya:
efektifitas antarbudaya → fungsional, berhasil menghadapi dan memahami situasi yang baru
→ disfungsional, menampilkan self oriented yang berlebihan (menjadi sombong dan membosankan).
Persepsi memiliki peranan dalam komunikasi antarbudaya. Ada tiga aspek dalam prosesnya, yaitu:
1. Struktur ; Id, Ego, dan Super Ego
2. Stabilitas. Bagaimana persepsi yang diperoleh diolah dalam otak untuk dipahami
3. Makna. Setelah diproses, maka diri dapat mengetahui arti / makna dari persepsi itu sendiri.
Dimensi persepsi ada dua, yaitu:
1. Fisik. Merupakan permulaan, di mana diri dapat mempresepsikan apa yang dilihat pertama kali.
Contoh: Meja. Kita mengetahui bahwa bentuk dari sesuatu yang dilihat dinamakan meja, karena persepsi benda berbentuk persegi, berkaki empat, dan biasanya berbahan kayu telah kita dapatkan secara turun-temurun.
2. Psikologi. Merupakan proses, di mana dimensi fisik yang didapat diolah ke dalam otak. Seperti contoh di atas, persepsi tentang sesuatu berbentuk persegi, berkaki empat, dan biasanya berbahan kayu dipahami sebagai meja.
Maka dari itu tujuan mempelajari tentang asumsi-asumsi komunikasi antarbudaya adalah agar tidak ada miss communication dan miss understanding antara du belah pihak yang berkomunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar