I. Konsep Berita
Hal-hal mengapa peristiwa harus diberitakan:
- Aktualitas - Ketegangan dalam peristiwa
- Jarak peristiwa dari khalayak - Perilaku seks
- Penting tidaknya orang/ figur yang - Kemajuan-kemajuan yang
diberitakan diberitakan
- Keluarbiasaan - Emosi yang ditimbulkan
- Akibat yang ditimbulkan - Humor
Macam berita berdasarkan:
- Sifat kejadian: terduga (perayaan hari nasional), dan tidak terduga (kebakaran).
- Cakupan isi berita: politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan dll.
- Bentuk penyajian berita: langsung, komprehensif, feature.
Penulisan Berita
Ada sebuah rumus dalam menulis berita, bahwa berita itu harus menarik perhatian khalayak penonton, pendengar dan pembaca. Karena materi berita itu diperlukan atau gaya penulisannya yang menarik.
Selain logis, penggunaan istilah juga harus dihindari agar berita itu mudah dimengerti. Bila ada, maka harus diterjemahkan. Penggunaan kata harus ekonomis. Kata yang tidak perlu (berlebihan) sebaiknya dihindari. Jangan terlalu banyak kalimat, tidak juga terlalu pendek, kalimat tidak kurang dari delapan dan tidak lebih dari 20 kata. Hendaknya menggunakan kalimat aktif.
2. Berita Televisi
Terdiri atas:
1. Gambar: unsur pertama dalam berita tv, yang menjadi kekuatan berita tv, karena gambar ikut berbicara lebih dibanding naskah dan audio.
Unsur gambar:
a. Aktualitas: gambar yang aktual (baru)
b. Sinkronisasi: kesamaan antara gambar dengan naskah.
c. Simbolis: menyimbolkan gambar.
d. Ilustrasi: gambar yang dibuat atau rekayasa.
e. Dokumentasi:
1. Dokumentasi peristiwa: menayangkan kembali. Misalnya tragadi 1998.
2. Dokumentasi simbolis: simbol. Misalnya berita krisis ekonomi, dengan menampilkan tempat penukaran uang.
3. Dokumentasi foto: menampilkan foto. Misalnya berita tidak langsung, dilaporkan melalui telepon.
4. Dokumentasi profil: gambar tidak sesuai dengan kejadian karena belum ada gambar.
f. Estetika: keindahan, enak dipandang
2. Naskah: memenuhi unsur 5W+1H. Dari penyajiannya ada dua, reading (lead hingga tubuh dibaca presenter, dan voice over (lead dibaca presenter, tubunya didubbing.
Dari segi isi berita harus:
1. Bercerita tentang gambar yang diinformasikan: berita kebakaran dengan upaya pemadaman.
2. Resume: menjelaskan catatan penting saja.
3. Lebih pendek dari gambar: naskah haris lebih pendek dari gambar.
4. Jeda di antara gambar
5. Singkat, padat, jelas, dan menarik
6. Mengikuti ketentuan 5W+1H
7. Menjelaskan nama atau istilah asing yang berbeda antara tulisan dan pengucapannya.
8. Menerangkan singkatan yang belum populer.
9. Singkatan dibaca huruf demi huruf.
10. Jabatan ditulis di depan nama orang yang menjadi sumber berita.
11. Menghubungkan berita dengan letak geografis.
12. Menyebutkan jabatan yang paling sesuai dengan pernyataan nara sumber.
13. Semua tanda baca harus ditulis agar presenter dan dubber tidak salah baca.
14. Angka ada yang ditulis dengan angka, dan ada pula yang ditulis dengan huruf dengan tujuan menghindari kesalahan dalam membaca. Misal:
1. Angka nol sampai sebelas, kecuali angka 10, ditulis dengan huruf.
2. Angka 10 sampai 999, kecuali angka sebelas, ditulis dengan angka.
3. Angka di atas 999 ditulis dengan huruf dan angka. Misal:
1. 11.111 ditulis sebelas ribu 111 ditulis sebelas ribu 111
2. 111.111 ditulis seratus sebelas ribu 111.
3. 1. 111.111 ditulis satu juta seratus sebelas ribu 111.
15. Angka di awal kalimat harus ditulis dengan huruf.
16. Jika menyebut waktu selain Indonesia, harus menyebutkan waktu Indonesia (tempat disiarkannya berita).
17. Angka yang dipakai angka Arab bukan Romawi, karena makin tinggi akan sulit dibaca oleh banyak orang. Misalnya, jangan ditulis PON X, tetapi PON ke-10.
18. Berita ucapan, langsung dan tidak langsung.
3. Audio atau suara
a. Atmosfer: suasana suatu peristiwa dari gambar yang diberitakan. Misal: peristiwa perang maka suaranya ditampilkan.
b. Narasi: suara reporter, berdasarkan naskah yang dibaca maupun laporan tanpa naskah dan suara nara sumber yang diwawancarai.
3. Berita Radio
Radio bersifat langsung, maka setiap gagasan atau segala hal yang disiarkan bisa segera dan langsung dilakukan, tanpa harus menulisnya dengan baik seperti surat kabar, atu mengambil gambar pada berita tv. Seperti saat pembacaan teks proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.
Karakteristik radio:
1. Segera dan cepat
2. Aktual dan faktual
3. Penting bagi masyarakat luas
4. Relevan dan berdampak luas.
Persyaratan radio:
1. Lokal emosional: berita menjadi alat komunikasi antarindividu pendengar dengan masyarakat sekitarnya.
2. Personal: Komunikasi berita radio berlangsung seperti seseorang yang sedang bercerita atau membicarakan sesuatu dengan temannya.
3. Selintas: Dapat didengarkan sambil melakukan aktivitas lain.
4. Fokus dan antidetail: meringkas data dan menghindari tuturan kalimat bermakna ganda. Ada pengulangan untuk memberikan kejelasan.
5. Imajenasi: pendengar menggambarkan sendiri berita yang diengar.
6. Flexibel:
1. Berita tulis, berita yang bersumber dari media lain atau ditulis ulang. Bisa juga liputan reporter yang teksnya diolah kembali di studio.
2. Berita bersisipan: berita disisipkan suara nara sumber.
3. Berita feature
4. Laporan melalui telepon.
5. Buletin berita: gabungan beberapa berita pendek disajikan dalam satu blok waktu.
6. Jurnalistik interaktif: keterlibatan khalayak.
Berita radio dibagi menjadi tiga:
1. Hard news: berita aktual yang baru terjadi.
2. Soft news: berita peristiwa rutin, seperti informasi pembangunan, budaya dll.
3. In-depth news:
Istilah lain dalam berita:
1. Spot news: berita pendek yang memberikan informasi kejadian secara cepat.
2. Stop press atau news break, berita yang disajikan setiap jam, setiap 15 menit.
Fungsi sisipan:
1. Sebagai penguat dan penajaman narasi.
2. Sebagai penjelas dan memperkaya informasi yang disampaikan.
Jenis siaran berita radio:
1. Langsung: reporter melaporkan berita secara langsung dari tempat kejadian tanpa proses penyuntingan.
2. Tunda: setelah berita diliput, kemudian naskah dibuat digabung dengan berita lain, barulah dilaporkan.
4. Lead Berita
Lead berarti “yang diatas”, “yang di depan”. Karena itu lead atau intro dalam berita ialah sebuah kalimat pertama sebuah berita yang dimaksudkan untuk menarik minat halayak mengikuti berita itu.
Lead harus mengungkapkan unsur terpenting dalam sebuah berita. Unsur terpenting itu berupa:
1. pelaku kejahatan
2. korban jiwa atau harta benda
3. kemajuan
4. baru
5. aneh
lead berita ada beberapa macam. Pada berita yang ditulis dengan cara piramida terbalik, lead ada dua macam:
1. formal lead yaitu lead yang mengandung semua unsur berita(5W+1H)
2. informal lead yaitu lead yang hanya mengandung sebagian unsur berita.
Unsur-unsur yang penting dalam suatu berita yang dicerminkan dengan konsep 5W+1H tidak harus ditumpuk semuanya dengan lead.
Syarat sebuah lead yaitu:
• dapat menjadi panduan kalimat berikutnya
• dapat memberigambaran isi keseluruhan berita
• berisi stu dansatu pengertian
• disusun secara pada-singkat, tepat dan jelas
• memiliki daya tarik, daya gerak, daya rangsang dan komunikatif
Pembuatan lead dalam gaya piramida terbalik selalu dimulai dari yang terpenting menuju yang kurang penting. Lead yang menekankan unsur berita atau lead who, lead when, lead where, lead what, lead why, dan lead how.
Lead dibedakan dari segi struktur atau gaya bahasa. Dari segi ini ada beberapa macam lead yaitu: lead kata penghubung. Lead infinitif, lead bersarat, lead substantif, lead kutipan, lead kontras, lead bertanya, lead deskriptif, lead stakkato, lead ringkasan, lead menuding langsung, lead parodi dan lead percakapan.
Ada beberapa jenis lead lagi ada kesamaannya dengan lead-lead diatas, tetapi menenkankkan aspek tertentu dalam suatu berita. Lead-lead itu adalah:
1. lead cartridge yaitu lead yang menekankan unsur ketegangan(lead stakato)
2. lead astonish yaitu lead yang menekankan kejutan atau lead stakato
3. lead suspended interest yaitu lead yang menggugah perhatian
4. lead nama yaitu lead yang menekankan orang terkenal
5. Laporan Komprehensif
Merupakan salah satu bentuk penulisan berita selain berita langsung dan feature. Laporan komprehensif disebut juga:
• Trend news, karena menyangkut kecendrungan suatu peristiwa
• In-depth news, karena penulisanya lebih mendalam dibandinkan berita langsung
• Investigative news, karena berita jenis ini biasanya digali sendiri oleh wartawa tanpa menunggu terjadinya peristiwa
• Interpretative reporting, karena penulisannya sering berupa penafsiran penulis sendiri (wartawan)
Laporan komprehensif dapat ditulis menggunakan gaya piramida terbalik dan kronologis, yaitu suatu gaya penulisan yang tidak memilah yang penting dan kurang penting, tetapi laporan diceritakan secara kronologis dari awal sampai akhir.
Menurut Wilbur Schramm, komunikasi di negara-negara sedang berkembang mmemiliki tiga peranan penting:
1. Komunikasi memberikan informasi yang dapat menumbuhkan kesadaran (awareness).
2. Komunikasi berperan menumbuhkan pengertian yang menjurus kepada tumbuhnya keperluan.
3. Komunikasi berperan dalam manjalankan fungsi penyuluhan
6. Penulisan Feature
Feature adalah suatu bentuk tulisan untuk memotret peristiwa kemanusiaan. Mc Kinney dari Denver Post berpendapat bahwa feature ialah suatu tulisan yang berada di luar tulisan yang bersifat berita langsung, dengan kata lain dapat mengabaikan unsur 5W+1H.
Dilihat dari isinya, feature tebagi beberapa macam diantaranya:
• human interest
• fakta sejarah
• tokoh atau sosok
• berkisah tentang perjalanan
• menjelaskan keahlian tertentu
• ilmiah
Karena feture berifat ringan maka penulisannya pun menggunakan jurnalisme sastra(literary journalism). Menurut Septiawan Santa Kurnia, pemakaian gaya penulisan fiksi untuk kepentingan dramatisasi laporan supaya memikat.
Apabila feature untuk dimuat di media cetak, maka strukturnya terdiri atas judul pembuka (lead), tubuh(body) dan penutup, di mana judul harus semenarik mungkin agar dapat menggugah pembaca untuk membacanya.
Judul tidak harus berkaitan dengan lead, tidak harus berupa kalimat lengkap(SPO), tidak perlu tegas menyiratkan maksud utama penulis atau menyamarkan makna(ambigu).
Tetapi apabila feature untuk media elektronik, judul tidak terlalu penting, dengan menggunakan komposisi pembuka, isi, dan penutup.
Seperti pada tulisan lain, feature punya tehnik pengembangan, tubuh/isi dengan karakteristik tertentu.
Dalam menyusun paragraf atau alenia ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan yaitu kesatuan(unity), hubungan(coherence) dan penekanan(emphasis).
Ketiga pokok perhatian itu merujuk pada kepiawaian penulis dalam menyusun tema pokok atau ide utama, memilih bahan penting dan mengemasnya sedemikian rupa serta menciptakan jembatan yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lain secara lancar, enak dibaca, didengar dan/atau dilihat. Ahkirnya, feature diakhiri dengan kesimpulan dan penutup.
Dengan kreatifitas penulis mengunci tulisan dengan kesimpulan atau penutup yang menimbulkan kesan mendalam dan kuat di benak halayak serta menumbuhkan hasrat khalayak untuk terus mememakai gagasan yang diterima dari penulis.
7. Bahasa Jurnalistik
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat menentukan sampainya informasiitu kepada khalayak secara jelas dan sebaliknya. Untuk itulah, dibuat ketentuan-ketentuan dalam bahasa jurnalistik, antara lain:
1. Pengggunaan kata harus ekonomis supaya berita bisa lebih pendek.
Contoh: mengadakan penelitian – meneliti.
Tetapi ketentuan ekonomisasi tidak berlaku pada idiom, karena ididom diperlukan dalam memperhalus bahasa dan supaya lebih menarik.
Contoh: berbesar hati (2 kata) – rela (1 kata)
2. Kalimat yag digunakan dalam menulis berita sebaiknyakalimat aktif dan bukan kalimat pasif.
Contoh: Pemerintah menaikkan harga minyak.
Tetapi kalimat pasif dapat digunakan jika ingin menonjolkan objek.
Contoh: Harga minyak dinaikkan.
3. Kalimat dalam bahasa jurnalistik, sebaiknya menggunakan kalimat tunggal. Tetapi kalau belum bisa menggambarkan suatu berita secara lengkap, maka boleh menggunakan kalimat majemuk. Contoh:
Saya belajar bahasa Inggris
Ali belajar bahasa Inggris
Saya dan Ali belajar bahasa Inggris
Panjang kalimat majemuk dibatasi , biasanya maksimal 20 kata, tetapi juga tidak boleh terlalu pendek, biasanya minimal 8 kata.
4. Ada baiknya menggunakan kata kerja (bersifat dinamis) dan sedikit kata benda (bersifat statis). Contoh:
Stabilitas politik saat ini berkembang mantap (kata yang digaris bawahi adalah kata kerja)
Perkembangan politik saat ini mantap (kata yang digaris bawahi adalah kata benda)
5. Kalimat yang dipakai sebaiknya kalimat positif (menggambarkan keadaan yang aktif)dan bukan kalimat negatif (menggambarkan keadaan pasif).
Contoh kalimat positif:
Pimpinan DPR menyatakan bahwa merekasetuju langkah pemerintah membuat Perppu Anti - Terorisme .
Contoh kalimat negatif:
Pimpinan DPR menyatakan bahwa mereka tidak menentang langkah pemerintah membuat Perppu Anti – Terorisme.
6. Hendaknya tidak menggunakan kalimat yang tidak jelas.
7. Hindari kata-kata yang mengandung arti ganda, seperti kejahatan, bisa berarti pembunuhan, pancurian, dan lain-lain.
8. Penggunaan kata sifat sebaiknya dipakai seperlunya.
9. Kalimat bahasa jurnalistik hendaknya tidak menggunakan istilah-istilah asing yang kurang dikenal oleh khalayak. Kalaupun ya, maka harus dengan terjemahnya atau diberi pengertian.
10. Kalimat bahasa jurnalistik harus langsung kepada sasaran dan tidak berbelit-belit.
11. Kalau berita itu untuk televisi, maka harus dihindari kalimat terbalik (inverted sentence). Kalimat terbalik biasanya dipakai untuk surat kabar.
12. Dalam bahasa jurnalistik hendaknya diusahakan pokok kalimat dan sebutannya berdekatan letaknya (tersusun letaknya menurut hukum DM dalam bahasa Indonesia).
13. Mata uang asing, ukuran, timbangan dan takaran negara lain harus dicari persamaannya dengan apa yang berlaku di Indonesia atau lagsung denan persamaannya dalam pengertian Indonesia.
14. Benda-benda atau kata-kata asing yang terpaksa digunakan dalam berita sebaiknya diberi sedikit penjelasan supaya khalayak tidak perlu mencari penjelasan dalam kamus, buku pintar atau ensiklopedi.
15. Karya jurnalistik sekarang tidak hanya mengungkap fakta, tetapi lebih dari itu menunjukkan gejala dan perspektif, karena ia merupakan bagian dari strategi dalam pembentukkan lingkungan sosial yang lebih berharkat. Yang menjadi ciri jurnalistik yang tetap terpelihaara adalah materi yang disampaikan, yaitu tetap berupa fakta. Sifat faktual dari bahan baku inilah yang membedakannya dengan karya sastra murni yang bahan bakunya fiksi atau rekaan imajinatif. Ini kemudian disebut jurnalisme sastra (literary journalism). Jurnalisme satra merupakan salah satu bentuk jurnalistik baru.
8.Wawancara dan Dialog
Ada persamaan dan perbedaan antara wawancara dan dialog. Persamaannya ialah bahwa wawancara dan dialog selalu terdiri atas orang yang mewawancarai atau pewawancara atau moderator atau host dan orang yang diwawancarai atau nara sumber.
Perbedaannya, pada wawancara, wartawan yang mewawancarai hanya mengajukan pertanyaan kepada narasumber dan nara sumber berfungsi menjawab pertanyaan. Sementara pada dialog pewawancara tidak selalu hanya bertanya, tetapi bertukar argument dengan orang yang diwawancaraiuntuk sepakat, saling memerkuat argument atau berbeda pendapat.
Dilihat dari segi materinya wawancara itu ada empat macam:
1. Wawancara profil, yaitu wawancara dengan seseorang untuk menggali riwayat hidupnya, seperti suka duka hidupnya, hobinya, prestasinya, kehidupan keluarganya, cita-citanya, kiatnya mencapai sukses, dan lain-lain.
2. Wawancara konfirmasi, yaitu wawancara untuk mengonfirmasi suatu kejadian atau rencana yang menjadi wewenang seseorang yang memiliki kedudukan yang penting. Ini biasanya wawancara dengan pejabat, pengusaha, pimpinan partai politik untuk mengonfirmasi tindakanya. Jenis wawancara informasi, karena sifatnya meminta keterangan tentang sesuatu hal yang perlu diketahui oleh masyarakat dan hal itu di angani oleh seseorang atau suatu lembaga.
3. Wawncara pendapat, yaitu wawancara yang bermaksud meminta pendapat dari orang yang kompeten mengenai suatu masalah yang sedang berkembang dalam masyarakat. Wawancara seperti ini biasaya menampilkan pengamat, peneliti, tokoh agama dan orang-orang kompeten yang diduga mengetahui dengan masalah yang dibahas.
4. Wawancara Vox Pops, yaitu wawancara terhadap masyarakat (lebih dari satu orang) tentang suatu masalah. Wawancara ini biasanya dilakukan untuk mengetahui reaksi masyarakat luas terhadap suatu masalah, seperti reaksi masyarakat terhadap kenaikan harga BBM.
Kemudian dilihat dari segi penyajian wawancara itu ada tiga macam, yaitu
1. Wawancara aktualitas, yaitu petikan wawancara untuk mendukung suatu berita yang akual. Cuplikan wawancara ini biasanya ditampilkan sebagai penegas yang mendukung suatu berita yang ditayangkan.
2. Wawancara berita, yaitu wawancara dalam waktu singkat yang merupakan sebuah berita actual. Biasanya wawancara ini membahas sebuah persoalan secara singkat.
3. Wawancara program, yaitu wawancara dalam waktu yang panjang dan dalam perbincangan itu dapat dibahas secara tuntas permasalahan yang diangkat. Wawancara jenis ini biasanya juga disebut talk show.
Kemudian dilihat dari segi teknis wawancara dapat dibagi enam:
1. Wawancara eksklusif, yaitu wawancara berdasarkan perjanjian atau kesepakatan bersama antara wartawan dengan nara sumber.
2. Wawancara spontan, yaitu wawancara yang berlangsung secara kebetulan tanpa perjanjian atau kesepakatan antara wartawan dengan nara sumber sebelumnya.
3. Wawancara jalanan/keliling, yaitu wawancara dengan berbagai nara sumber secara terpisah tentang suatu masalah. Misalnya ada peristiwa kecelakaan dalam lomba balap motor. wartawan mewawancarai saksi mata, korban, dokter, pengawas sirkuit dan sebagainya tentang peristiwa kecelakaan itu.
4. Wawancara lansung, yaitu wawancara yang langsung disiarkan saat itu juga.
5. Wawancara konferensi pers, yaitu wawancara yang terjadi atas inisiatif nara sumber untuk menjelaskan sebuah peristiwa atau persoalan tertentu.
6. Wawancara jarak jauh, yaitu wawancara antar wartawan di sebuah tempat dengan nara sumber berada di tempat yang lain. Wawancara ini misalnya melalui telepon.
Kemudian di masa Orde Baru ada satu jenis wawancara lagi yang disebut “pinjam mulut”, yaitu wawancara dengan seseorang yang harus bicara karena abatannya atau kedudukannya, tetapi tidak mempunyai penegtahuan yang tidak memadai untuk menjelaskan tanggung jawabnya, karena menjadi pejabat atau mendapatkan kedudukan berkat hubungan baik dia dengan orang kuat yang mengangkatnya. Karena sulit bicara, maka pewawancara, yang biasanya wartawan, menjelaskan masalah yang hendak ditanyakan, lalu oaring itu berkata: “tulislah seperti itu sebagai ucapan saya.”
Selain itu ada lagi yang disebut wawancara melingkar, yaitu wawancara dengan orang-orang di sekitar orang yang hendak kita beritakan, tetapi yang bersangkutan tidak dapat di wawancarai, karena berbagai alasan, padahal kita sangat berkepentingan untuk memberitakannya. Orang seperti itu masih dapat kita beritakan dengan mewawancarai orang-oarng disekitar, seperti keluarganya, kawan-kawannya, orang-orangdisekitarnya dan lain-lain.
9. Kode Etik Jurnalistik
Merupakan himpunan etika profesi kewartawanan yang dimiliki oleh masing-masing media, dengan ideologinya masing-masing yang bersepakat dalam kata “jujur dan berimbang.” Yang paling awal membuat kode etik kewartawanan di Indonesia adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Dalam kode etik itu sendiri terdiri dari beberapa bab dan pasal. Saat ini ada sekitar 31 organisasi wartawan, antara lain:
a. Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
b. Aliansi Jurnalitik Indonesia (ALJI)
c. Asosiasi Wartawan Muslim (AWAM) Indonesia, dan lain-lain.
10. Teknik Penulisan artikel
Artikel ialah karya tulis yang di tempatkan dalam halaman opini dalam media cetak seperti surat kabar dan majalah. Artikel bisa berupa karya jurnalistik dan karya ilmiah, bias dikatakan arikel jika karya tulis tersebut berada di halaman artikel atau surat kabar.
Teknik prnulisan artikel:
1. Populer
2. Ringan, dan
3. Mudah dipahami oleh semua kalangan.
Seperti halnya karya jurnalistik, artikel jug terbagi atas tiga bagian:
1 Pendahuluan, berisi rumusan masalah. Dari masalah itu kemudian ditentukan topic yang lebih spesifik.
2. Tubuh artikel yang berisi uraian tentang sebuah masalah yang ditulis dalam artikel itu.
Tubuh artikel dapa dituis dengan berbagai cara dan pendekatan:
1. Berupa uraian tentang latar belakang suatu masalah. Misalnya bila membahas banyaknya orang sekarang menghadiri pengajian tasawugf, dapat dijelaskan dengan mengemukakan latar belakang umat Islam sekarang ini.
2. Dapat dijelaskan dengan cara mengemukakan tinjauan histories. Yaitu membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan dahulu.. Misalnya, menjelaskan bahwa di masa lalu tidak banyak pengajian tasawuf, tetapi sekarang banyak. Tinjauan histories kemudian dilanjutkan dengan mmbuat prediksi ke depan. Misalnya, memprediki bahwa pengajian tasawuf nanti makin berkembang sehingga makin banyak pengajian tasawuf.
3. Dijelaskan dengan mengemukakan teori-teori yang relefan dengan masalah yang ditulis. Misalnya, bila membahas tasawuf dapat dijelaskan dengan teori psikologi, yakni bahwa berdasarkan teori psikologi dapat dikatakan bahwa manusia modern sekarang sedang menglami krisis kejiwaan. Untuk mencari jawaban tersebut, maka mereka mendatangi pengajian-pengajian tasawuf untuk membahsa masalah kejiwaan.
Dengan demikian, penulisan artikel pada akhirnya tidak ditentukan tekhniknya, tetapi lebih pada penguasaan masalah. Masalah yang ditulis akan dikuasai jika banyak membaca, karena suber tulisan terutama berasal dari bacaan, yang kemudian digabung dengan pengalaman empiris.
11. Kebijakan Redaksi
Media/ berita bukan terbit begitu saja, tapi ada usaha konstruksi dari meja redaksi tersebut. Contoh kasus, koran Tempo yang mengangkat headline Aulia Pohan sebagai tersangka dalam kasus korupsi. Kebijakan redaksi dalam hal seperti ini menentukkan berita yang akan terbit.
Study kasus majalah Forum dan Panji Masyarakat:
Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Gus Dur kepada Aryanti:
Forum Panji Masyarakat
- Gus Dur bukan tersangka - Gus Dur sebagai tersangka
- Aryanti sebagai penyebab - Aryanti bukan tersangka
- dilihat dari aspek hukum - dilihat dari aspek moral
Pertanyaan:
Bagaimana cara membedakan antara lead dan isi berita pada radio?
Biasanya seperti dalam media audio visual (TV) dan dalam media audio (Radio), lead berita dapat diketahui melalui beberapa cara, antara lain:
• Dari segi vokal
Biasanya vokal pada lead terdengar jelas, bulat, pendek, dan tegas.
• Adanya jeda yang cukup panjang/ lama
• Terjadi perbedaan secara teknis audio antara Anchor dan Voice Over
• Biasanya voice over dalam audio ada suara back sound atau athmosphere berita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar